Dihapusnya UN 2021

Nadiem Makarim, yang notabenya seorang Mentri Pendidikan. Mengaskan, bahwa, dia akan menghapus ujian nasional pada tahun 2021. Lalu Andreas menegaskan bahwa “Cuma ini harus betul-betul dipikirkan penggantinya a pa. Solusinya bagaimana, dan ke depannya harus bagaimana. Karena kekhawatiran orang tua, guru, kepala sekolah sebagian besar takut anaknya enggak mau belajar. Ini harus cari terobosan bagaimana tanpa UN tapi minat belajar peserta didik tetap” Kata Andreas.

Mantan CEO Gojek ini tidak sekedar memberikan karangan. Tapi sudah dirancang selama 20 tahun oleh berbagai dunia. “Kami dibantu oleh PISA, world bank untuk menciptakan asasmen kompetensi sekelas dunia”, ujar nadiem.

Tujuan perubahan pola asasmen juga dikemukakan oleh Litbang Kemendikbud, Totok Suprayitno. Dia menegaskan bahwa kemampuan nalar siswa lebih dibutuhkan ketimbang penguasaan konten mata pelajaran.

“Ke depan dituntut kepada anak-anak kita ini untuk kemampuan bernalar, perubahannya itu. Lebih ke penguasaan skill, logic, critical thinking,” Ujar dia.

Dalam menerapkan kreativitas pendidik amat diperlukan. Mereka diminta tidak hanya tunduk dengan aturan serta petunjuk dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semata, namun juga mengembangkan kemampuan lainnya.

“Sekarang creative learning, bukan sekadar dilatih lalu besok bisa. Tapi merdeka belajar dari yang hanya mengikuti petunjuk saja, berubah menjadi kreativitas,” ucap dia.

Dengan Metode ini, diharapkan pelajaran menjadi lebih menyenangkan, Soal yang rumit menjadi lebih mudah, “Kunci kreativitas dalam proses delivery” kata Totok.

Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter ini disebutnya bakal diterapkan pada pertengahan masa pendidikan siswa. Hal ini agar motivasi anak didik terus terjaga hingga selesai pada akhir jenjangnya.

“Jadi tidak diberikan di akhir, hendaknya motivasi belajar dibangkitkan setiap saat harian. Jangan mengandalkan motivasi belajar di akhir saja,” ucap Totok.

“Dan kalau misalnya kurang baik, guru masih ada kesempatan untuk memperbaikinya, paling tidak dalam waktu setahun,” imbuh dia.

Sementara itu Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Waras Kamdi menilai langkah Nadiem Makarim hanya mengubah letak fungsi asesmen saja. Jika dulu dilakukan pada akhir jenjang pendidikan kini diterapkan saat proses pembelajaran.

“Fungsi asesmen itu selama ini sebenarnya sudah berlangsung, cuman tekanan yang berat pada sumatif untuk kelulusan siswa. Itu yang berat,” ujar dia.

Dia menilai penerapan penilaian sumatif tetap diperlukan dalam pendidikan. Hal ini sebagai cara dalam melihat capaian standar secara nasional.

“Yang pasti ujian secara nasional untuk mengukur standar itu ya tetap dibutuhkan, karena pendidikan kita berbasis standar,” ucap dia.

Waras Kamdi sebenarnya berharap terobosan Mendikbud Nadiem bukan menghapus Ujian Nasional. Tapi menghadirkan jurus teknologi yang bisa memberikan kemudahan para siswa dan guru untuk belajar. 

“Seperti platform teknologi untuk menghidupkan kelas. Guru menjadi lebih mudah mengakses berbagai sumber, terbantu melakukan fasilitasasi bagi siswa dengan memanfaatkan sumber yang bagus,” ujar dia.

Kemudian juga. lanjut Waras Kamdi, membangun jaringan belajar serta laboratorium virtual yang bisa dimanfaatkan secara bersamaan.

“Teknologi sekarang bisa melakukan itu. Mestinya ini menurut saya yang segera dieksekusi. Perhatian untuk menghidupkan kelas ini menurut saya yang harapannya memerdekakan belajar,” ujar dia.

Source : https://www.liputan6.com/news/read/4132500/headline-ujian-nasional-dihapus-2021-apa-saja-langkah-strategis-mendikbud-nadiem-makarim


Leave a comment